Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari
mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati
batas”. (QS. Al Kahfi : 28)
Sahabat sekalian setiap kita pasti telah berbuat dosa,
berbuat makshiyat, berbuat salah dan khilaf. Kita sering menceritakan aib orang
lain,Dan perbuatan-perbuatan lain yang sebenarnya dilarang Allah. Penyebab semua
itu adalah syetan dan nafsu. Tetapi kita tidak bisa menyalahkan syetan dan
nafsu semata. Kita sebenarnya yang paling bersalah. Mengapa kita membiarkan syetan
dan nafsu menguasai kita. Sedangkan kita tidak bisa minta tolong pada syetan
untuk menghentikan aksinya, meskipun kita menyuapnya. Kita juga tidak bisa
mengiba-iba kepada nafsu untuk menghentikan ulahnya.
Lalu bagaiman
agar nafsu dan syetan tidak menguasai kita?
Sahabat
sekalian, Allah menciptakan syetan dan nafsu tidak sia-sia sebagaimana
firman-Nya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring. Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata) : “ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia. Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka”. (TQS.
Ali Imron : 190-191)
Sebelum kita
menginjak ke usaha untuk menolak bisikan syetan dan nafsu ada baiknya kita
mengetahui dulu mana yang termasuk bisikan syetan dan mana yang termasuk
bisikan nafsu. Sehingga kita dapat melakukan perlawanan dengan benar.
Pertama, bisikan syetan selalu berubah-ubah. Sedangkan bisikan nafsu cenderung
tetap.
menggunjing
orang yang lainnya lagi itu bisikan
nafsu. Karena keinginannya tetap yaitu menggunjing.
Kedua, bisikan syetan menyangkut hal-hal yang pokok (bersifat ushuliyah).
Bisikan ini
bertujuan agar manusia terjerumus kedalam dosa besar, jika perlu berbuat
syirik. Misal meminta do’a pada orang yang telah meninggal, bukankah ini
persoalan pokok yang dapat digolongkan sebagai perbuatan syirik. Dorongan
syetan ini kadang muncul kadang hilang. Kadang dia ingin berbuat zina, kadang
pingin membunuh. Ini jelas bisikan syetan. Bila pelakunya ingin melakukan terus-menerus maka akan
berubah alih dari bisikan syetan menjadi bisikan nafsu. Itulah ahlinya syetan dalam menggoda manusia.
Dan kita sering kali malah menurutinya.
Ketiga, bisikan syetan dapat
diredakan dengan berdzikir.
Misalnya kita ada
keinginan untuk memandang yang dilarang oleh Allah, kemudian kita membaca
ta’awudz, insya Allah syetan akan lari. Disaat kita sedang berduaan dengan
lawan jenis kemudian kita sadar bahwa Allah Melihat apa yang kita lakukan,
insya Allah kita akan sadar atas kelalaian kita. Sedangkan bisikan nafsu sangat
sulit diredakan dengan berdzikir. Dia bisa diredakan dengan jihadun nafs (bersungguh-sungguh
menolak nafsu).Misalnya kita lagi nonton TV yang acaranya berbau makshiyat lalu
kita membaca astaghfirulloh kemungkinan besar kita masih ingin nonton
terus. Namun bila kita berjuang dengan sungguh-sungguh untuk meninggalkannya
insya Allah kita bisa selamat dari perbatan itu.
Keempat, bisikan syetan menyebabkan pelakunya tidak bisa banyak
berpikir.
Semisal kita ada
keinginan nonton, tanpa banyak pikir ia langsung ke bioskop untuk
nonton.seperti itulah syetan dan nafsu akan selalu membisiki kita menuju kesesatan
dan memang itulah tugas syetan untuk mengumpulkan teman yang sebanyak-banyaknya
untuk menemaninya di neraka . Namun kita juga dibekali oleh Allah untuk melakukan
perlawanan terhadap bisikan setan dan nafsu yang akan menjerumuskan kita.
Berikut ini beberapa uasah yang bila kita melakukannya insya Allah akan
menyelamatkan kita dari bisikan syetan dan nafsu. Usaha-usaha tersebut
diantaranya :
1. Kita menyadari posisi kita di dunia ini di bumi Alloh.
Kita di bumi
ini ibarat orang yang sedang bertamu, karena bumi ini milik Alloh. Ketika
bertamu di rumah orang lain, sudah tentu kita bersikap santun. Ketika datang ke
rumah orang lain tanpa tujuan bertamu boleh jadi kita akan berurusan dengan
polisi. Saat bertamu kita harus mematuhi peraturan yang punya rumah. Kita harus
duduk dengan santun sambil menunggu datangnya tuan rumah walaupun sudah
tersedia makanan, kita tidak boleh mengambilnya tanpa seizin tuan rumah. Kita
yakin bila kita bersikap ramah, maka tuan rumah akan ramah pula terhadap kita.
Kita tidak bisa seenaknya sendiri. Makanan kita santap habis. Jika demikian
yang kita lakukan, tentu tuan rumah akan sangat marah dan mengusir kita. Demikianlah
kita di bumi ini. Kita sedang bertamu kepada Alloh kita harus menjadi tamu yang
ramah, mematuhi segala aturan Alloh. Menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan
segala larangan-Nya. Kita menunggu dengan santun kemunculan Alloh untuk
menghampiri kita (saat kematian). Sehingga Dia akan menyuguhkan kepada kita
kenikmatan yang berupa surga. Kita tidak bisa berbuat semaunya di bumi Alloh
ini. Berbuat kerusakan dimana-mana, berbuat dosa, berbuat makshiyat. Bagaimana
bila kita dibenci Alloh? Bahkan diusir?. Diusir orang kita bisa memperbaiki
diri, tapi bila Alloh yang mengusir kita pada saat kita menemui-Nya apa yang
bisa kita perbuat?. Paling seperti perkataan orang-orang kafir : “Alangkah
baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah “. (TQS. an Nabaa’ : 40). Karena
tanah memang tidak dimintai pertanggung jawaban.
2. Muroqobah
Muroqobah merupakan sikap yang merasa selalu
diawasi Alloh, Alloh Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Mengetahui dan lainnya.
Tidak ada secuilpun dan serahasia apapun yang ia lakukan kecuali ia yakin
bahwa Alloh Maha Mengetahui. Kita yakin bahwa Alloh Maha Melihat yang tidak
terhalangi oleh apapun dan oleh siapapun. Menurut ulama’ seorang muslim yang
yakin Alloh tak melihat lalu berbuat makshiyat, maka dia telah kafir. Dan
seorang muslim yang yakin bahwa Alloh Maha Melihat tapi masih juga berbuat
makshiyat maka dia sungguh telah meremehkan Alloh. Seorang siswapun jika
menyontek lalu ketahuan oleh gurunya dia akan berhenti menyontek. Kita bisa
bayangkan apa jadinya jika dia meneruskan menyontek. Tentu si guru merasa
dilecehkan. Lalu bagaimana dengan kita? Kita yakin Alloh Maha Melihat masihkah
kita akan berani berbuat makshiyat? Semoga Alloh melindungi kita dari perbuatan
yang dibenci-Nya.
3.
Kita yakin bahwa kematian datang dengan tiba-tiba.
Kematian
adalah sebuah kepastian. Kita hidup di dunia ini hanya sebentar. Kita pasti
akan pulang menuju tempat tinggal yang hakiki berjumpa dengan Alloh Azza wa
Jalla. Dan perjumpaan dengan Alloh cuma ada dua keadaan yaitu huznul khotimah
(mati dalam keadaan baik) atau suul khotimah (mati dalam keadaan buruk).
Semisal kita sedang asyik berbuat maksiat di sebuah kafe, kemudian gempa datang
secara tiba-tiba tentulah mati suul khotimah. Kita semua pasti menghadap Alloh
dan kita sangat ingin perjumpaan dengan Alloh adalah saat-saat yang paling
membahagiakan bagi kita.
4.
Kita pikirkan akibat perbuatan dosa.
Nafsu itu
santai dan enak-enak. Nafsu hanya memberikan kesenangan yang sedikit, sementara
dan sebentar. Bukti nafsu itu hanya memberikan kesenangan yang sedikit. Contoh
nafsu hanya memberikan kesenangan yang sebentar dan sementara bila kita dipuji
mungkin awalnya kita merasa senang. Namun bila pujian itu terus menerus, tentu
kita akan merasa sebal. Kenikmatan memandang juga demikian, awalnya mungkin
kita merasa senang, tapi bila terus terusan memandang tentu kita akan merasa
bosan.
|
ConversionConversion EmoticonEmoticon